Kalimat pasif adalah kalimat yang objeknya menjadi subjek, dan subjeknya menjadi objek. Dalam bahasa Indonesia, subjek biasanya diletakkan di awal kalimat dan diikuti oleh predikat dan objek. Namun, dalam kalimat pasif, objeklah yang diletakkan di awal kalimat.
Contoh Kalimat Pasif
Berikut adalah contoh kalimat pasif:
- Sepeda motor itu dicuri oleh pencuri.
- Surat itu telah terkirim.
- Buku itu sedang dibaca oleh anak kecil.
Dalam contoh-contoh di atas, objek (sepeda motor, surat, dan buku) menjadi subjek, sedangkan subjek (pencuri, surat, dan anak kecil) menjadi objek.
Kelebihan dan Kekurangan Kalimat Pasif
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan kalimat pasif.
Kelebihan
Salah satu kelebihan dalam menggunakan kalimat pasif adalah kita dapat menonjolkan objek dalam kalimat. Ini dapat berguna ketika kita ingin menekankan objek daripada subjek. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu ditulis oleh John”, objek (buku) lebih ditekankan daripada subjek (John).
Selain itu, kalimat pasif juga dapat digunakan ketika subjek tidak diketahui atau tidak penting. Misalnya, dalam kalimat “Kaca mobil itu pecah”, kita tidak perlu tahu siapa yang membuat kaca mobil pecah. Yang penting hanyalah bahwa kaca mobil tersebut pecah.
Kekurangan
Salah satu kekurangan dalam menggunakan kalimat pasif adalah kalimat dapat terasa kurang jelas dan kurang langsung. Hal ini disebabkan karena subjek (yang melakukan tindakan) tidak ditekankan dalam kalimat pasif.
Selain itu, kalimat pasif juga dapat membingungkan pembaca atau pendengar karena tidak jelas siapa yang melakukan tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Surat itu telah terkirim”, tidak jelas siapa yang mengirim surat tersebut.
Kapan Harus Menggunakan Kalimat Pasif?
Ada beberapa situasi di mana penggunaan kalimat pasif lebih tepat daripada kalimat aktif.
Situasi Pertama
Pertama, kalimat pasif lebih tepat digunakan ketika kita ingin menonjolkan objek daripada subjek. Misalnya, dalam kalimat “Kue itu dimakan oleh anak kecil”, objek (kue) lebih ditekankan daripada subjek (anak kecil).
Situasi Kedua
Kedua, kalimat pasif lebih tepat digunakan ketika subjek tidak diketahui atau tidak penting. Misalnya, dalam kalimat “Kaca mobil itu pecah”, kita tidak perlu tahu siapa yang membuat kaca mobil pecah. Yang penting hanyalah bahwa kaca mobil tersebut pecah.
Situasi Ketiga
Ketiga, kalimat pasif lebih tepat digunakan ketika kita ingin menghindari sifat menyalahkan atau menuding. Misalnya, dalam kalimat “Baterai itu rusak”, kalimat pasif digunakan untuk menghindari menyalahkan orang yang merusak baterai tersebut.
Bagaimana Menggunakan Kalimat Pasif dengan Benar?
Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan kalimat pasif dengan benar:
Tip Pertama
Pertama, pastikan bahwa objek yang ingin ditekankan benar-benar penting dalam konteks kalimat. Jangan menggunakan kalimat pasif hanya untuk melakukan variasi dalam penulisan.
Tip Kedua
Kedua, pastikan bahwa kalimat tetap jelas dan mudah dipahami. Hindari penggunaan kalimat pasif yang membingungkan atau tidak jelas.
Tip Ketiga
Ketiga, hindari penggunaan kalimat pasif secara berlebihan. Jika kalimat aktif dapat digunakan dengan lebih jelas dan langsung, maka gunakanlah kalimat aktif.
Kesimpulan
Kalimat pasif adalah kalimat di mana objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek. Penggunaan kalimat pasif dapat berguna ketika kita ingin menonjolkan objek atau ketika subjek tidak penting. Namun, penggunaan kalimat pasif juga dapat membingungkan atau membuat kalimat terasa kurang langsung. Oleh karena itu, kita harus menggunakan kalimat pasif dengan bijak dan hanya dalam situasi yang tepat.