Pengertian Diksi

Diksi Adalah Pemilihan Kata Dan Gaya Ekspresi Yang Dibuat Untuk Menyampaikan Pesan Atau Makna

Posted on

Rujukanedukasi.com – Salah satu istilah yang banyak digunakan dalam dunia sastra adalah diksi. Diksi yang tepat dapat memiliki efek besar pada nada karya sastra dan membantu pembaca memahami karakter dalam karya tersebut. Sedangkan diksi yang salah dapat dengan mudah membuat pendengar atau pembaca salah menafsirkan pesan yang ingin disampaikan oleh sang pembuat karya.

Pengertian Diksi

Diksi adalah pemilihan kata dan gaya ekspresi yang dibuat untuk menyampaikan pesan/makna dari sebuah karya sastra, baik dalam bentuk teks tertulis maupun lisan.

Pengertian seminar

Fungsi Diksi

Beberapa fungsi diksi dalam pembuatan sebuah karya sastra adalah:

  • Menentukan apakah suatu karya formal atau informal
  • Menyampaikan ide, sudut pandang, atau menceritakan kisah secara efektif.
  • Membuat pembaca / audiens lebih mudah memahami suatu karya.
  • Membuat sebuah karya lebih indah.
  • Membuat karakter lebih hidup.
  • Membantu membangun nada dan mempengaruhi respons emosional pembaca.
  • Membentuk dan mengubah persepsi pembaca.

Macam-Macam Diksi

Ada 8 macam diksi yang umum digunakan, yaitu:

1. Sinonim

Sinonim adalah kata yang memiliki makna sama atau hampir sama dengan kata yang lain. Misalnya, jika Anda mengatakan “aroma sup ada di udara”, kalimat tersebut akan terdengar lezat. Berbeda dengan “bau sup ada di udara”, kalimat justru terdengar aneh.

2. Antonim

Antonim adalah sebuah kata yang memiliki arti berbeda dengan kata lainnya. Misalnya, panas – dingin, pendek – tinggi, besar – kecil, jauh – dekat, dll.

3. Polisemi

Polisemi adalah kata atau frasa yang memiliki lebih dari satu makna. Agar dapat dianggap sebagai polisemi, sebuah kata harus memiliki ejaan dan pengucapan yang sama. Misalnya, “Malam ini bulan terlihat sangat indah” x “Bulan ini saya mendapat bonus yang lumayan besar”. Kata “bulan” pada kalimat pertama berarti bulan di langit, sedangkan pada kalimat kedua adalah nama-nama bulan dalam kalender.

4. Homograf

Homograf adalah kata-kata yang ketika dibaca memiliki bunyi yang sama namun tulisan dan pengertiannya berbeda. Contohnya adalah “Pak Budi selalu rutin menabung uangnya di bank” x “Bang Hotman adalah seorang karyawan di kantor pajak”. Kata “Bank” pada kalimat pertama mengarah pada suatu tempat, sedangkan “Bang” pada kalimat kedua merupakan panggilan untuk seseorang.

5. Homofon

Homofon adalah kata-kata yang penulisan dan pelafalannya sama, tapi memiliki makna yang berbeda. Misalnya, “Tahu adalah salah satu makanan favorit ayah saya” x “Ayah saya tidak tahu kalau adik sering bolos sekolah”. Kata “tahu” pada kalimat pertama adalah nama makanan, sedangkan pada kalimat kedua lebih mengarah pada informasi.

6. Homonim

Homonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki ejaan sama dan pengucapannya terdengar hampir sama tetapi makna dan asalnya berbeda. Contohnya adalah “Kang Asep sedang berlibur ke Singapura bersama keluarganya” x “Para warga langsung lari ke arah asep yang diduga berasal dari rumah Pak Budi”.

Kata “Asep” pada kalimat pertama jelas merupakan nama orang, sedangkan pada kalimat kedua adalah asap (partikel kecil di udara yang berasal dari benda yang terbakar).

7. Hiponim

Hiponim adalah kata yang memiliki makna lebih spesifik daripada istilah umum atau superordinat yang berlaku untuknya. Misalnya, sendok adalah hiponim dari alat makan, dan Salmon adalah salah satu dari nama ikan.

8. Hipernim

Hipernim adalah sebuah kata yang memiliki makna luas, sehingga kata-kata yang lebih spesifik termasuk di dalamnya. Misalnya, kata warna adalah hipernim dari merah dan kata bunga adalah hipernim dari Bunga Mawar dan Melati.

Pecinta Kelinci karena lucu, dan Penyayang Kucing karena lucu juga (>.<)