Rujukanedukasi.com – Pernahkah anda mengamati kemiripan Anda dengan orang tua atau saudara Anda? Pasti ada sifat kedua orang tua yang menurun kepada anaknya. Sering Anda amati bahwa terdapat kemiripan seorang anak dengan kedua orang tuanya. Misalnya, seorang anak memiliki rambut pirang seperti ayahnya dan keriting seperti ibunya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat kedua orang tua diturunkan kepada anaknya. Meski terdapat kesamaan, setiap individu tetap memiliki perbedaan satu dengan lainnya. Terdapat ciri khas tersendiri yang menunjukkan karakter individu, walau berasal dari induk yang sama. Untuk mengetahui hal tersebut, mari simak pengertian genetika dan sejarah perkembangannya.
Pengertian Genetika
Genetika adalah salah satu cabang ilmu biologi yang membahas terkait sifat-sifat yang diturunkan dari organisme kepada keturunannya dan kemungkinan variasi yang dapat muncul. Mempelajari genetika membawa pada sebuah pengetahuan bahwa tanaman, hewan, dan manusia merupakan organisme multiseluler yang berasal dari satu sel telur yang telah dibuahi.
Perkembangan ilmu genetika juga membantu perkembangan cabang keilmuan biologi lain, seperti evolusi, fisiologi, dan ekologi. Genetika mulai berkembang berkat jasa seorang pendeta Austria, Gregor Mendel (1822-1884). Mendel melalui percobaannya menggunakan kacang ercis menghasilkan hukum-hukum tentang pewarisan sifat, sehingga mengantarnya sebagai “Bapak Genetika”.
Sejarah Perkembangan Genetika
Sejak dulu manusia melihat peristiwa-peristiwa yang mendasar tentang pewarisan sifat (hereditas). Hereditas (Latin: heres, “ahli waris”) adalah sifat yang tampak pada makhluk hidup yang diturunkan dari induknya. Orang tua melengkapi anaknya dengan informasi yang terkode dalam bentuk unit-unit herediter bernama gen.
Puluhan ribu gen yang diwarisi dari kedua orang tua adalah penyusun genom. Kedekatan genetik anak dengan orang tua menjelaskan kemiripan keluarga. Gen yang diturunkan pada anak memprogram sifat-sifat khusus yang akan muncul saat organisme berkembang dari zigot menjadi dewasa.
Peristiwa-peristiwa yang mendasari pewarisan sifat telah diamati manusia dari generasi ke generasi. Hal tersebut nampak dalam perjalanan perkembangan beberapa hasil penelitian para ahli genetika.
- 1866 adalah peristiwa saat Gregor Mendel mengawali penelitian genetika dengan menyilangkan tanaman ercis. Alasan Mendel menggunakan tanaman ercis karena mudah tumbuh, mudah disilangkan, memiliki umur pendek, memiliki bunga sempurna, dan memiliki tujuh sifat beda yang sangat mencolok. Hasil penelitian tersebut kemudian berkembang menjadi hukum Mendel I dan II.
Hukum Mendel I melibatkan persilangan dengan hanya melihat satu sifat beda yang disebut monohibrida. Hukum Mendel II berbunyi pada saat pembentukan gamet akan terjadi segresi alel-alel. Sebaliknya Hukum Mendel II melibatkan persilangan dihibrida yaitu persilangan dengan dua sifat beda atau bisa juga lebih (polihibrida) sehingga disebut juga hukum pengelompokkan gen.
- 1900adalah peristiwa saat Karl Correns (Jerman), Huge de Vries (Belanda), dan Erich Ven Tschermak (Austria) dalam percobaan yang berbeda menemukan prinsip-prinsip yang telah dilaporkan oleh Mendel. Mereka juga menamakan dua prinsip dasar hereditas sebagai hukum Mendel.
- 1902adalah peristiwa S. Sutton dan M. C. Clung secara sendiri-sendiri menarik kesimpulan bahwa faktor hereditas terdapat dalam kromosom. Selain itu, juga dinyatakan bahwa jumlah faktor hereditas lebih banyak dari jumlah kromosom, sehingga dalam suatu kromosom tertentu terkandung lebih dari satu faktor hereditas.
- 1911adalah tahun peristiwa saat H. Morgan menyusun postulat “Kecenderungan sifat-sifat tertentu yang sering diwariskan bersama yaitu faktor-faktor hereditas yang selanjutnya disebut gen terletak dalam kromosom sebagai untaian manik dalam jalur linear”.
- Akhir pertengahan abad 20terjadi peristiwa dengan peralatan dan teknik yang canggih ditemukan struktur kimiawi dan ciri-ciri gen.
