Apa itu Kata Baku dan Tidak Baku?
Kata baku dan tidak baku adalah istilah yang sering digunakan dalam bidang linguistik untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan dan penulisan kata dalam bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang dianggap sah dan tepat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak diakui oleh kaidah bahasa Indonesia.
Kata baku biasanya digunakan dalam tulisan resmi, seperti dalam surat-surat, berita, buku, dan dokumen-dokumen lainnya, sementara kata tidak baku dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari atau dalam tulisan yang lebih informal.
Pengertian Kata Baku
Kata baku adalah kata yang diakui dan diterima oleh kaidah bahasa Indonesia. Kata-kata ini mengikuti aturan ejaan, tata bahasa, dan kaidah bahasa yang berlaku. Penggunaan kata baku sangat penting dalam tulisan resmi dan formal karena mencerminkan pemahaman dan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Kata baku juga dapat berubah seiring dengan perkembangan bahasa. Ada kata-kata baru yang kemudian diakui sebagai kata baku setelah diterima secara luas oleh masyarakat dan dipahami oleh para ahli bahasa. Sebaliknya, ada kata-kata baku yang tidak lagi digunakan atau dianggap kuno karena perkembangan bahasa yang terus berlangsung.
Pengertian Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang tidak diakui atau dianggap tidak sah oleh kaidah bahasa Indonesia. Kata-kata ini mungkin mengikuti aturan ejaan yang tidak benar, tata bahasa yang tidak sesuai, atau bahkan merupakan kata-kata slang atau kata-kata yang baru muncul dalam percakapan sehari-hari.
Penggunaan kata tidak baku lebih umum dalam komunikasi lisan atau tulisan informal, seperti percakapan sehari-hari, media sosial, atau bahkan dalam lagu dan sastra populer. Kata-kata ini sering kali digunakan untuk menciptakan nuansa keakraban, humor, atau gaya bahasa yang lebih santai.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku beserta penggunaannya:
Kata Baku:
1. Mengetahui (baku): Saya mengetahui tentang acara tersebut.
2. Menggunakan (baku): Kamu harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Membaca (baku): Saya suka membaca buku fiksi.
4. Menulis (baku): Dia pandai menulis cerpen.
5. Makanan (baku): Restoran ini menyajikan makanan enak.
Kata “mengetahui” (baku) digunakan untuk menyatakan pemahaman atau pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, “Saya mengetahui bahwa acara tersebut akan diadakan pada tanggal 10 Mei.”
Kata “menggunakan” (baku) digunakan untuk menyatakan penggunaan suatu hal atau bahasa dengan benar. Misalnya, “Kamu harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam presentasi kamu.”
Kata “membaca” (baku) digunakan untuk menyatakan aktivitas membaca. Misalnya, “Saya suka membaca buku fiksi karena dapat memperluas imajinasi saya.”
Kata “menulis” (baku) digunakan untuk menyatakan aktivitas menulis. Misalnya, “Dia pandai menulis cerpen yang menarik perhatian pembaca.”
Kata “makanan” (baku) digunakan untuk menyatakan jenis makanan. Misalnya, “Restoran ini menyajikan makanan enak dengan berbagai pilihan menu.”
Kata Tidak Baku:
1. Tau (tidak baku): Aku tau kamu sedang sibuk.
2. Pake (tidak baku): Gue pake baju baru hari ini.
3. Bacaan (tidak baku): Saya suka bacaan novel romantis.
4. Tulis (tidak baku): Dia gak bisa tulis cerita pendek.
5. Makanin (tidak baku): Ayah sedang makanin adik di dapur.
Kata “tau” (tidak baku) digunakan untuk menyatakan pemahaman atau pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, “Aku tau kamu sedang sibuk dengan pekerjaanmu.”
Kata “pake” (tidak baku) digunakan untuk menyatakan penggunaan suatu hal dengan tidak benar. Misalnya, “Gue pake baju baru hari ini karena ingin terlihat keren.”
Kata “bacaan” (tidak baku) digunakan untuk menyatakan jenis bacaan atau materi bacaan. Misalnya, “Saya suka bacaan novel romantis karena dapat menghibur hati.”
Kata “tulis” (tidak baku) digunakan untuk menyatakan aktivitas menulis. Misalnya, “Dia gak bisa tulis cerita pendek karena kurang berlatih.”
Kata “makanin” (tidak baku) digunakan untuk menyatakan aktivitas memberi makan seseorang atau sesuatu. Misalnya, “Ayah sedang makanin adik di dapur agar adik tidak kelaparan.”
Perbedaan antara Kata Baku dan Tidak Baku
Perbedaan antara kata baku dan tidak baku terletak pada penulisan dan penggunaannya. Kata baku harus diikuti aturan ejaan dan tata bahasa Indonesia yang berlaku, sementara kata tidak baku sering kali merupakan bentuk yang lebih santai dan tidak terikat oleh aturan yang ketat.
Penulisan kata baku harus mengikuti aturan ejaan dan tata bahasa yang berlaku, seperti penggunaan huruf kapital, penulisan dengan benar, serta penggunaan imbuhan dan akhiran sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku dapat mengikuti aturan yang lebih fleksibel atau bahkan tidak mengikuti aturan sama sekali.
Penggunaan kata baku lebih umum dalam tulisan resmi, seperti surat-surat, berita, buku, dan dokumen-dokumen lainnya. Sedangkan penggunaan kata tidak baku lebih umum dalam percakapan sehari-hari atau dalam tulisan yang lebih informal.
Perbedaan ini penting untuk dipahami agar dapat membedakan antara penggunaan yang tepat dan tidak tepat dalam berkomunikasi secara tertulis maupun lisan.
Pentingnya Menggunakan Kata Baku
Menggunakan kata baku dalam komunikasi tertulis sangat penting, terutama dalam konteks formal, seperti surat resmi, proposal, laporan, atau artikel. Kata baku mencerminkan pemahaman dan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Dengan menggunakan kata baku, pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Penggunaan kata baku juga menunjukkan rasa hormat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.
Ketika menggunakan kata baku, penting untuk memperhatikan ejaan yang benar, tata bahasa yang sesuai, serta penggunaan kata-kata dengan makna yang tepat. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas tulisan serta meningkatkan kesan profesional dalam komunikasi tertulis.
Aplikasi Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku
Meskipun kata baku lebih sering digunakan dalam tulisan resmi, tetapi penggunaan kata tidak baku juga diperbolehkan dalam komunikasi sehari-hari, seperti dalam percakapan informal antara teman atau keluarga. Penggunaan kata tidak baku dalam percakapan sehari-hari dapat memberikan kesan keakraban dan kebersamaan antara penutur bahasa. Namun, tetap perlu diingat bahwa konteks penggunaan kata tidak baku harus sesuai agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau kesan kurang sopan.
Penggunaan Kata Baku dalam Tulisan Resmi
Dalam tulisan resmi, penggunaan kata baku sangat penting karena tulisan tersebut akan dibaca oleh banyak orang dan memiliki tujuan yang jelas, seperti menyampaikan informasi atau memberikan instruksi. Dengan menggunakan kata baku, tulisan akan terlihat lebih profesional dan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Sebagai contoh, dalam surat resmi, penggunaan kata baku akan menunjukkan keseriusan dan keformalan dalam penyampaian pesan. Kata-kata baku seperti “mengundang”, “menginformasikan”, atau “menyampaikan” digunakan untuk menyampaikan maksud yang jelas dan terarah.
Demikian pula, dalam penulisan artikel atau laporan, penggunaan kata baku akan memberikan kejelasan dan keakuratan informasi yang disampaikan. Kata-kata baku yang mengikuti aturan tata bahasa dan ejaan yang benar akan membantu pembaca memahami isi tulisan dengan baik.
Penggunaan Kata Tidak Baku dalam Komunikasi Informal
Di sisi lain, penggunaan kata tidak baku lebih umum dalam komunikasi informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, pesan singkat, atau media sosial. Kata-kata tidak baku sering kali digunakan untuk menciptakan nuansa keakraban, humor, atau gaya bahasa yang lebih santai.
Dalam percakapan sehari-hari antara teman atau keluarga, penggunaan kata tidak baku dapat mempererat hubungan dan menciptakan suasana yang lebih akrab. Kata-kata tidak baku seperti “tau” (tahu), “pake” (pakai), atau “gue” (saya) sering digunakan dalam percakapan informal untuk menyampaikan pesan dengan lebih santai dan tidak kaku.
Selain itu, dalam media sosial, penggunaan kata tidak baku juga umum ditemui. Penggunaan kata-kata tidak baku seperti “wkwk” (tertawa), “abis” (habis), atau “bgt” (banget) dapat mencerminkan ekspresi emosi atau pendapat dengan singkat dan ringkas.
Pentingnya Memahami Perbedaan dan Konteks Penggunaan
Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku serta konteks penggunaannya sangat penting dalam berkomunikasi. Dalam tulisan resmi atau formal, penggunaan kata baku yang benar akan meningkatkan kesan profesional dan kredibilitas penulis. Sedangkan dalam komunikasi informal, penggunaan kata tidak baku yang tepat akan menciptakan keakraban dan hubungan yang lebih dekat.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kata tidak baku harus tetap memperhatikan batasan dan etika komunikasi. Meskipun kata tidak baku dapat memberikan kebebasan ekspresi, tetapi penggunaannya yang berlebihan atau tidak sesuai konteks dapat menimbulkan kesalahpahaman atau kesan kurang sopan.
Kesimpulan
Pengertian kata baku dan tidak baku beserta contohnya memberikan pemahaman tentang perbedaan dalam penggunaan dan penulisan kata dalam bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang diakui dan dianggap sah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak diakui atau dianggap tidak sah.
Kata baku umumnya digunakan dalam tulisan resmi dan formal, seperti surat-surat, berita, buku, dan dokumen-dokumen lainnya. Penggunaan kata baku mencerminkan pemahaman dan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Di sisi lain, kata tidak baku umumnya digunakan dalam komunikasi sehari-hari atau dalam tulisan yang lebih informal. Penggunaan kata tidak baku dapat menciptakan nuansa keakraban dan gaya bahasa yang santai.
Penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, serta konteks penggunaannya agar dapat berkomunikasi dengan baik dalam berbagai situasi. Dengan memahami dan menggunakan kata-kata dengan tepat, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia secara keseluruhan dan menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien.