Rujukanedukasi.com – Kloning sering dimaknai sebagai teknik penggandaan atau pembuatan keturunan menggunakan kode genetik sama dengan milik induknya. Pembicaraan mengenai topik ini telah menjadi isu hangat sejak beberapa tahun lalu, terutama ketika gagasan kloning pada manusia hendak dilakukan. Sayangnya, masih banyak orang awam yang asing dengan pengertian kloning dan konsepnya secara umum.
Pengertian Kloning
Kloning adalah suaru kegiatan atau teknik yang bertujuan untuk menggandakan suatu individu untuk menghasilkan individu yang serupa, terutama jika ditinjau dari sisi genetik. Tahapan kloning ini melibatkan aneka proses berupa reproduksi aseksual di dalamnya dengan menyalin berkas DNA dan sel dari suatu organisme.
Kata kloning awalnya muncul di tahun 1903 atas inisiasi seorang ahli, Herbert Webber. Kata tersebut diadopsi dari bahasa Inggris ‘Clone’ yang artinya potongan. Pada dasarnya kloning bisa dilakukan pada semua jenis makhluk hidup, baik tanaman, hewan, ataupun manusia. Walaupun konsep klonning pada manusia masih menjadi perdebatan yang tak kunjung menemukan titik terang.
Teknologi pada kloning menggunakan teknik khusus dalam rekayasa genetik, sehingga menghasilkan kehidupan tanpa harus kawin. Terutama, kloning pada hewan dan manusia yang memiliki susunan gen DNA dan sel yang lebih kompleks. Awalnya teknik kloning ini terkenal berkat keberhasilan Dr. Ian Welmut untuk mengkloning domba Dolly di tahun 1996.
Konsep Kloning Secara Umum
Secara umum, konsep kloning didasarkan pada prinsip bahwa seluruh makluk hidup yang disebut individu telah dibekali dengan sebuah kemampuan totipotensi masing-masing. Artinya, setiap bagian sel memiliki kemampuan serta peluang untuk berkembang menjadi suatu individu baru. Sayangnya, tiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan susunan sel dan genetiknya masing-masing.
Perbedaan inilah yang menyebabkan proses kloning antara satu jenis makhluk hidup satu dengan lainnya mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda. Sejauh ini, keberhasilan kloning lebih teruji pada makhluk dengan susunan sel dan DNA yang sederhana, seperti tumbuhan dan beberapa jenis hewan.
Jenis-jenis Kloning
Jenis kloning semakin bertambah seiring dengan makin banyaknya penelitian yang dilakukan di bidang ini, antara lain;
- Kloning DNA rekombinan
Kloning DNA rekombinan dilakukan dengan memindahkan sebagian rantai pada gen DNA yang ingin dikloning pada suatu organisme ke suatu elemen replika genetik. Contoh yang paling sering dijumpai adalah penyisipan DNA plasmid bakteri guna mengklon sebuah gen.
Dalam prosesnya, terjadi serangkaian isolasi pada fragmen DNA dengan spesifik genom suatu makhluk. Dimulai dengan menentukan sekuen DNA, membentuk molekul pada DNA rekombinan, dan mengekspresi den target ke dalam sel inang. Aplikasi kloning ini terwujud dalam produksi insulin yang dilakukan dalam sel bakteri E. Coli sebagai inang.
- Kloning reproduktif
Kloning jenis ini menggunakan teknologi yang rumit di dalamnya karena bertujuan untuk menghasilkan individu yang sama dengan klon-nya. Penerapan kloning reproduktif pernah berhasil dilakukan pada domba Dolly dengan mengusung teknik SCNT atau Somatic Cell Nuclear Transfer. Meski berpotensi besar untuk menghasilkan individu yang sama, namun resiko kelainan genetiknya juga besar.
Cara kloning reproduktif dilakukan dengan mengganti DNA dari sel telur hewan atau manusia dengan sel somatik dari makhluk lainnya yang sejenis. Nantinya, inti sel yang diinjeksikan di sel somatik akan berkembang lalu membelah membentuk embrio. Embrio inilah lalu diimplantasikan ke rahim yang memungkinkan embrio untuk berkembang.
- Kloning terapeutik
Kloning jenis ini ditujukan untuk memproduksi embrio dari manusia guna diteliti lebih lanjut dan mendalam. Goal utamanya bukanlah untuk membentuk manusia baru, namun untuk mencari sel batang yang tepat untuk dipelajari dan dikembangkan dalam proses penyembuhan penyakit. Tujuan lainnya adalah untuk menghasilkan stem cell untuk mengganti jaringan atau organ yang rusak karena penyakit.