Sebuah teks tersusun atas beberapa paragraf, dalam kaidah bahasa indonesia terdapat macam-macam paragraf salah satunya paragraf narasi, paragraf tersebut sering dijumpai pada novel, cerpen, roman dan lain-lain. Agar lebih memahami mengenai paragraf ini, berikut penjelasannya.
Pengertian Paragraf Narasi
Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan membentuk suatu gagasan pokok. Arti kata narasi adalah suatu peristiwa, kejadian.
Paragraf narasi adalah kumpulan kalimat yang menjelaskan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian dengan runtutan waktu tertentu. Paragraf narasi memuat alur, tokoh, waktu, suasana, dan konflik.
Contoh Paragraf Narasi
Contoh 1
Fahrul dan Rania berada di tempat tambal ban. Mereka melanjutkan perjalanan usai ban selesai ditambal. Cuaca siang itu mendung, Rania menjawab singkat pertanyaan Fahrul. Nampak ia masih merasa kecewa Perbincangan mereka datar. Sahutan petir dan hembusan angin mengiringi perjalanan dua insan itu, namun hati mereka tetap diam. Hingga sampailah di tujuan, Desa Amis.
Contoh 2
Pukul 18.30 Annisa dan Mira berangkat dari Kosan menuju ke tempat les. Ini hari pertama mereka masuk. Kaki mereka kuat hanya untuk menempuh 500 meter saja. Di perjalanan mereka riang dan bersemangat. Tiba-tiba Mira terjatuh, dan kakinya berdarah. Mira berusaha terus berjalan. Sesampainya di tempat tujuan, kedua sejoli itu disambut oleh guru yang cantik jelita dan penyabar.
Contoh 3
Rintik hujan di sore itu tak membuat gentar untuk menemui sahabat kecilnya. Hadiah yang dibawa terbungkus kado dengan corak bunga mawar. Basah kuyup Ria sampai di restoran. Duduk di meja nomor tujuh dan menunggu kedatangan orang yang paling istimewa. Di depan matanya ia melihat seseorang berbaju hijau tertabrak di jalan hingga orang mengerumuninya. Dia adalah sahabat Ria.
Contoh 4
Awalnya, diskusi anggota karang taruna Desa Mekar berjalan baik, mereka menyampaikan rencana dan progres yang harus dilaksankan untuk acara jalan santai. Saat Insan hendak mengemukakan pendapatnya, ia duduk dengan tegak namun tiba-tiba sebelum selesei berbicara tubuhnya terbanting ke tembok, ia pingsan. Seluruh anggota mengerumuninya, dan suasana menjadi tegang malam itu.
Contoh 5
Mira tidak percaya, bahwa besok ia harus kembali ke Desa Jati bersama Imam. Banyak peristiwa yang indah di desa itu, terutama saat pertamakali mengenal Imam. Perasaannya ia sembunyikan. Berbunga-bunga jiwanya.. Ia tersenyum-senyum di pinggir jalan siang itu, tiba-tiba hatinya hancur saat bola matanya harus melihat Imam berboncengan dengan gadis lain. Matanya berkaca-kaca.
Contoh 6
Danan dan Yogi menunggu kedatangan teman-temannya di stasiun kereta, hari sudah semakin sore. Namun teman-temannya tak kunjung datang. Mereka sudah terlihat geram. Pengumuman pemberangkatan kereta ke Bandung akan dimulai 20 menit lagi. Perasaan mereka semakin bimbang, tidak ingin meninggalkan teman-temannya, tapi mereka memiliki tekad kuat untuk pergi ke Bandung.
Contoh 7
Nani menangis saat ibu kandungnya membentak dengan keras. Ia tersedu-sedu merasakan sakit hati yang mendalam. Pikirannya membandingkan keadaan teman lainnya yang selalu dimanja dan disayang oleh ibunya. Ia merasa bukan anak yang beruntung. Jiwanya tergoncang. Usianya terlalu belia untuk diperlakukan demikian. Malam itu pula, ia memiliki niatan untuk kabur dari rumah.
Contoh 8
Siang itu keringatnya terus tercucur, ia terlihat panik melihat ayahnya tak sadarkan diri. Kebingungan mulai menyelimutinya. Biaya Rumah Sakit tidaklah murah. Agar ayahnya tetap selamat, Rita bergegas pergi membawa ayahnya ke Rumah Sakit, sampai di tempat tujuan ayahnya ditangani, namun Rita berlari menjauhi ayahnya untuk mencari pinjaman meskipun sudah larut malam.
Contoh 9
Mata Linda sudah terlihat sangat lelah, namun tugas kuliahnya masih menumpuk. Hatinya terasa lelah pula, jika setiap hari ia harus berhadapan dengan laptop. Kehidupannya dipenuhi oleh beban tugas. Ia tak habis pikir dengan dosen-dosen yang sering memberikan tugas. Tapi ini rintangan. Bukan mahasiswa jika tanpa tugas disekelilingnya. Semangatnya membara kembali, secerah pagi itu.
Contoh 10
Pekerjaan apapun akan dilakukan oleh Diva, seorang pengangguran yang sudah hampir tiga bulan lalu diwisuda S1. Ia sudah sangat putus asa, berjalan menuju timur ke barat, kemudian ke selatan namun pekerjaan tak kunjung ia temui. Ia mulai putus asa. Hidup yang katanya sebuah perjuangan mulai ia rasakan. Terik matahari siang membuatnya semakin geram. Ingin ia marah kepada dunia.
Contoh 11
Hati terasa remuk. Kabar kepergian paman telah tersebar malam itu. Bagaimana mungkin, bukankah kemarin dia masih memboncengku mengantarku pergi ke pasar malam. Takdir Tuhan memang tak bisa ditebak. Aku terus membisu. Melihat keranda paman datang dan jasadnya akan disemayamkan. Tiba-tiba aku tak sadarkan diri. Tubuhku terasa terombang ambing. Mungkin saja ini mimpi.
Contoh 12
Persiapan acara wisuda telah dimulai hari jumat, kampus dipenuhi oleh hiruk pikuk orang yang berjalan kesana-kemari. Riapun ikut sibuk mempersiapkan acara itu, dia menjadi panitia. Tenaganya sudah hampir terkuras, namun ia tak pernah lelah karena totalitas dan loyalitas yang ia miliki tak pudar untuk menyukseskan acara itu. Tiba-tiba sebuah pot jatuh menimpanya. Ia tak sadarkan diri.
Contoh 13
Ujian Biologi telah dimulai sejak 20 menit yang lalu. Satu soalpun belum dikerjakan oleh Ira. Ia merasa menyesal tidak menghapal tadi malam. Matanya melirik kesana kemari, berharap ada jawaban temannya yang terlihat. Namun nihil. Ia mulai gugup, waktu terus berjalan hingga 15 menit lagi ujian akan berakhir. Mata Ira berkaca-kaca, ia berusaha mengisi soal sebisanya.
Contoh 14
Acara wisuda ibtida akan dimulai beberapa menit lagi, Namun tamu undangan utama belum juga hadir. Panitia mulai panik, tamu undangan utama di telpon beberapa kali. Masalahnya tamu tersebut harus membuka acara. Abdul dengan keberaniannya mengkondisikan tamu undangan yang hadir dengan membuat tampilan sulap di panggung, untuk mengulur waktu. Pagi itu sudah terkondisikan.
Contoh 15
Siang itu, Wahida sudah sangat pusing dengan pelanggan yang berdatangan ke kantor memberikan protes terhadap produk-produknya. Ia tidak memahami, produknya menjadi produk yang kadaluarsa. Padahal kemarin ia sudah mengecek produk yang akan dijualnya, kemudian ia berikan kepada Mira untuk mengamankannya. Ia mulai memcurigai pembantunya itu. Ia berniat mengintrogasinya.
Contoh 16
Aghi melakukan sujud sukur saat namanya disebutkan juri lolos pada babak selanjutnya dalam kopetansi mahasiswa berprestasi di Indonesia. Suasana kebahagiaan mengalahkan sejuknya sore itu. Rasanya tak sia-sia ia berusaha menghapal setiap hari, dan tidur hingga larut malam, namun sayangnya sahabatnya tidak ikut lolos bersamanya, Angi melihat sahabatnya yang terlihat murung.
Contoh 17
Pada sore hari, hasil ujian mata kuliah statistik di tempel di papan informasi oleh seorang dosen. Mahasiswa mengerumuni kertas yang telah tertempel itu. Bonipun ikut bergabung, jari dan matanya sibuk mencari nama dan nilai yang diperoleh. Saat ditemuinya, hatinya terasa hancur. Padahal ia sudah belajar mati-matian agar lulus mata kuliah itu, tapi harapan tak sesuai kenyataan.