Pengertian Struktur Sosial, Keanekaragaman masyarakat menyebabkan terjadinya berbagai dampak sosial, salah satunya adalah adanya tingkatan kelas sosial. Tingkatan ini kemudian akan membentuk struktur baru dalam masyarakat yang memiliki ciri khas tertentu.
Pengertian Struktur Sosial
Secara bahasa, struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun. Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi sosial dan peranan (Soerjono Soekanto). Secara umum dapat diartikan sebagai susunan masyarakat baik secara vertikal maupun horizontal dengan wujud konkret berupa stratifikasi dan diferensiasi sosial.
Beberapa pengertian struktur sosial menurut para ahli:
a) E.R Lanch
Struktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.
b) Coleman
Struktur sosial adalah pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia
c) Raymon Firth
Struktur sosial merupakan pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang, serta lembaga-lembaga lainnya.
d) William Kornblum
Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola individu.
e) George C. Homas
Struktur sosial adalah hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
1) Stratifikasi sosial
Menurut Paritim A Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembagian susunan masyarakat secara bertingkat atau hierarkis. Pembedaan tersebut terjadi karena sikap masyarakat yang masih menghargai hal-hal tertentu. Berikut beberapa kriteria yang menyebabkan terjadinya pembedaan status sosial:
a. Kekayaan (capital)
Masyarakat dengan kepemilikan harta dan penghasilan yang tinggi akan menempati tingkat sosial paling atas.
b. Kekuasaan (power)
Seseorang dengan kekuasaan, jabatan dan wewenang tinggi akan menempati lapisan sosial paling atas.
c. Kehormatan (nobility)
Golongan bangsawan dari masyarakat tradisional maupun modern akan menempati kelas sosial paling tinggi. Kehormatan biasanya didukung oleh kekayaan dan kekuasaan yang tinggi.
d. Kepandaian (ilmu pengetahuan)
Seseorang dengan ilmu yang tidak semua orang dapat memiliki akan lebih mudah membuat tempat di masyarakat. Dengan ilmunya, seseorang memiliki kelebihan lain yang membuat ia menempati kelas sosial paling tinggi.
Sifat-sifat stratifikasi sosial
a. Startifikasi sosial terbuka
Artinya, setiap masyarakat memiliki kesempatan untuk mengubah mobilitas sosial. Misalnya, naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi bagi yang mampu.
Bentuk-bentuk mobilitas:
a) Mobilitas sosial horizontal
Perpindahan sosial pada individu yang terjadi tanpa mengubah status dan kedudukan. Misalnya, Bu Ida adalah seorang penjual gorengan di perumahan modern. Karena, suatu hal ia memutuskan berpindah ke perumahan biasa. Meskipun berpindah tempat, Bu Ida tetap berstatus sebagai penjual gorengan.
b) Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal terjadi pada individu yang menyebabkan terjadinya perubahan status dan peran. Mobilitas ini dibagi menjadi dua, yaitu:
· Vertikal naik
Mobilitas sosial individu mengalami kenaikan dari kelas bawah ke kelas tinggi. Misalnya, perpindahan mobilitas dari seorang petani menjadi pengusaha.
· Vertikal turun
Individu mengalami penurunan kelas sosial, dari kelas tinggi ke kelas bawah. Misalnya seorang pegawai yang mengalami PHK, kemudian berprofesi sebagai pedagang.
Stratifikasi sosial tertutup
Artinya, adanya batasan terhadap kemungkinan berpindahnya kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial tertutup seperti tidak memberi ruang bagi anggotanya untuk berpindah kelas sosial, karena menerapkan sistem berdasarkan jalan kelahiran dan kasta.
2) Deferensisi sosial
Diferensiasi sosial adalah pembedaan kelas sosial masyarakat secara horizontal atau pembedaan yang bukan berupa tingkatan. Deferensiasi sosial tidak menghasilkan tingkatan sosial dalam masyarakat, namun menghasilkan kesetaraan sosial. Beberapa hal yang menjadi kriteria pembedaan masyarakat secara horizontal:
a. Ciri fisik
Masyarakat dibedakan berdasarkan ciri-ciri fisiknya, misal penampakan warna kulit, rambut, ras dan jenis kelamin.
b. Ciri budaya
Pembedaan berdasarkan pandangan hidup masyarakat, misalnya orientasi terhadap nilai atau agama yang dianut. Seperti saat kita melihat wanita berhijab, tentu secara langsung dapat menebak agama yang dianutnya.
c. Ciri sosial
Masyarakat dibedakan berdasarkan status dan perannya dalam kehidupan masyarakat. Biasanya karena perbedaan profesi, jabatan dan status sosial.
Bentuk Diferensiasi Sosial
a. Diferensiasi berdasarkan ras
Pembedaan kelas masyarakat berdasrkan ciri fisik, misalnya warna rambut, kulit dan bentuk muka. Misalnya ras negroid yang berciri rambut keriting dan warna kulit hitam dengan ras mongoloid yang berciri warna kulit kuning dan rambut lurus. Keduanya berbeda, namun memiliki derajat yang sama sebagai manusia.
b. Deferensiasi berdasarkan agama
Penggolongan masyarakat berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut. Hal ini kemudian menyebabkan lahirnya agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan Katolik. Kelima agama dan umatnya berbeda, namun sama-sama mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai agama resmi dan warga negara Indonesia.
c. Deferensiasi berdasarkan jenis kelamin
Pembedaan masyarakat berdasarkan jenis kelamin yang menunjukkan pemisahan peran laki-laki dan perempuan. Keduanya berbeda, namun memiliki kesetaraan hak dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya.
d. Deferensiasi berdasarkan klan
Penggolongan masyarakat berdasarkan garis keturunan. Misalnya ada seseorang keturunan darah biru dan keturunan masyarakat biasa. Keduanya berbeda namun sama-sama memiliki peluang untuk sukses.
e. Deferensiasi berdasarkan etnis
Pembedaan golongan masyarakat berdasarkan identitas kebudayaan (bahasa daerah, kesenian dan adat istiadat). Di Indonesia terdiri dari banyak etnis (suku bangsa), misalnya Suku Jawa, Bahasa Sunda dan tarian daerah.
f. Deferensiasi berdasarkan profesi
Penggolongan masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan yang dimiliki. Misalnya pekerjaan sebagai pejabat dengan petani, meskipun berbeda namun sama-sama memiliki hak untuk hidup.
a. Bersifat abstrak
Artinya, struktur sosial tidak nampak dan tidak dapat diraba, namun terasa dampaknya. Struktur sosial lahir dan berkembang dari kehidupan sehari-hari masyarakat tanpa direncanakan.
b. Struktur sosial mencakup seluruh kehidupan sosial dan budaya masyarakat
Masyarakat yang berkumpul dalam waktu lama akan membentuk suatu kelompo dengan suatu kebudayaan. Selanjutnya, kebudayaan tersebut akan memiliki struktur sosial sendiri. Seperti di Indonesia, beraneka ragam kebudayaan tersebar di seluruh wilayah. Hal tersebut kemudian melahirkan banyak struktur sosial di masyarakat.
c. Dapat berkembang
Struktur sosial berasal dari masyarakat yang bersifat tidak statis atau dapat berubah. Oleh karena itu, struktur sosial juga dapat berubah mengikuti masyarakat dan perkembangan zaman.
d. Terdapat dimensi secara vertikal dan horizontal
Struktur sosial dapat terbentuk dengan dua proses, yaitu secara vertikal atau horizontal. Hal ini tergantung dengan kriteria dan penyebab pembentuknya.
Fungsi Struktur Sosial
a. Fungsi identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai alat petunjuk identitas individu atau kelompok. Suatu kelompok pasti memiliki kesamaan latar belakang, ras dan kebudayaan yang sama antar anggota. Dengan begitu, kelompok tersebut akan mempunyai ciri khas sebagai pembeda dari kelompok lain. Misalnya, jika kita pergi China dan melihat orang berambut pirang dan kulit putih. Kedua hal tersebut adalah ciri khas dari mereka yang membedakan dari kita.
b. Fungsi kontrol (pengawas)
Struktur sosial berfungsi untuk mengontrol, mengatur dan mengikat anggota di dalamnya. Hal ini menjadi fungsi yang sangat penting, karena dalam diri seseorang pasti memiliki kecenderungan untuk melangar norma dan aturan yang berlaku. Apabila seorang individu ingat akan peran dan kedudukannya dalam struktur sosial tersebut, maka dapat mengurangi kemungkinan dia melanggar aturan.
c. Fungsi pendidikan
Struktur sosial juga dapat berperan sebagai wadah seseorang untuk belajar. Dengan adanya interaksi dalam struktur, maka individu dapat belajar mengenai sikap, sopan santun, kebiasaan, kedisiplinan dan kepercayaan. Dengan demikian, anggota kelompok diharapkan dapat bertindak sesuai aturan dan ketentuan.
Ciri-ciri Struktur Sosial
a. Bersifat abstrak
Artinya, struktur sosial tidak nampak dan tidak dapat diraba, namun terasa dampaknya. Struktur sosial lahir dan berkembang dari kehidupan sehari-hari masyarakat tanpa direncanakan.
b. Struktur sosial mencakup seluruh kehidupan sosial dan budaya masyarakat
Masyarakat yang berkumpul dalam waktu lama akan membentuk suatu kelompo dengan suatu kebudayaan. Selanjutnya, kebudayaan tersebut akan memiliki struktur sosial sendiri. Seperti di Indonesia, beraneka ragam kebudayaan tersebar di seluruh wilayah. Hal tersebut kemudian melahirkan banyak struktur sosial di masyarakat.
c. Dapat berkembang
Struktur sosial berasal dari masyarakat yang bersifat tidak statis atau dapat berubah. Oleh karena itu, struktur sosial juga dapat berubah mengikuti masyarakat dan perkembangan zaman.
d. Terdapat dimensi secara vertikal dan horizontal
Struktur sosial dapat terbentuk dengan dua proses, yaitu secara vertikal atau horizontal. Hal ini tergantung dengan kriteria dan penyebab pembentuknya.
Fungsi Struktur Sosial
a. Fungsi identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai alat petunjuk identitas individu atau kelompok. Suatu kelompok pasti memiliki kesamaan latar belakang, ras dan kebudayaan yang sama antar anggota. Dengan begitu, kelompok tersebut akan mempunyai ciri khas sebagai pembeda dari kelompok lain. Misalnya, jika kita pergi China dan melihat orang berambut pirang dan kulit putih. Kedua hal tersebut adalah ciri khas dari mereka yang membedakan dari kita.
b. Fungsi kontrol (pengawas)
Struktur sosial berfungsi untuk mengontrol, mengatur dan mengikat anggota di dalamnya. Hal ini menjadi fungsi yang sangat penting, karena dalam diri seseorang pasti memiliki kecenderungan untuk melangar norma dan aturan yang berlaku. Apabila seorang individu ingat akan peran dan kedudukannya dalam struktur sosial tersebut, maka dapat mengurangi kemungkinan dia melanggar aturan.
c. Fungsi pendidikan
Struktur sosial juga dapat berperan sebagai wadah seseorang untuk belajar. Dengan adanya interaksi dalam struktur, maka individu dapat belajar mengenai sikap, sopan santun, kebiasaan, kedisiplinan dan kepercayaan. Dengan demikian, anggota kelompok diharapkan dapat bertindak sesuai aturan dan ketentuan.