Pengertian Teks Diskusi, Struktur, Kaidah, dan Jenis

Posted on

Pengertian Teks Diskusi, Dalam suatu hal atau kejadian, para siswa perlu untuk membuat keputusan. Untuk itu harus ada ruang bagi mereka melakukan diskusi atau berpikir secara mendalam sebelum mengambil tindakan. Daripada membiarkan para siswa untuk merespon segala hal secara emosional, maka lebih baik mengajarkan kepada siswa untuk melihat kedua sisi argumen serta menimbang secara objektif tentang dampak positif atau negatif dalam suatu masalah.

Untuk mengembangkan keterampilan tersebut maka siswa di sekolah menengah biasanya dikenalkan dengan teks diskusi. Teks ini berkaitan dengan interpretasi, analisis, dan evaluasi suatu masalah.

Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi siswa berpikir secara kritis dan menemukan berbagai informasi yang mendukung atau menolak argumen mereka. Selain itu, kegiatan diskusi juga memungkinkan siswa menjadi pemikir yang sejati sebelum mengambil tanggung jawab yang besar.

Pengertian Teks Diskusi

Pengertian Teks Diskusi

Teks diskusi merupakan jenis tulisan non-fiksi yang menyajikan atau membahas isu-isu seputar topik tertentu. Biasanya dalam diskusi terdapat berbagai pendapat atau sudut pandang tentang suatu masalah, sehingga memungkinkan para pembaca untuk mengeksplorasi berbagai argumen sebelum menentukan pilihan. Sementara itu, dalam teks diskusi biasanya para penulis akan merangkum berbagai pernyataan pro dan kontra. Baru kemudian diakhiri dengan komentar pribadi atau kesimpulan.

Dalam kegiatan diskusi, maka segala sudut pandang akan masalah harus dipertimbangkan. Biasanya para penulis akan menggunakan kalimat persuasif, sehingga mempengaruhi pembaca untuk mempertimbangkan berbagai pendapat. Hal ini memungkinkan para pembaca untuk melihat dari berbagai titik, dimana situasi yang sama mungkin bisa dilihat dengan perspektif yang berbeda. Dengan demikian para pembaca akan mengerti jika berbagai pendapat itu bisa saja menjadi valid.

25 Pengertian Globalisasi, Umum dan Menurut Para Ahli (Lengkap)

Struktur Teks Diskusi

1. Pengantar isu atau latar belakang
Suatu diskusi biasanya dimulai dengan pengantar atau pendahuluan singkat yang menggambarkan situasi secara umum, atau yang biasa disebut latar belakang masalah. Pengantar atau pendahuluan ini mengandung kalimat pertanyaan atau pernyataan yang akan membuka isu, dan seringkali menggambarkan kepada penulis atau pembaca tentang sudut pandang suatu masalah. Biasanya ada dua sudut pandang yaitu pro dan kontra.

Contoh:
Apakah PR Sekolah Itu Bermanfaat?
Pada awal tahun 1900-an, para ahli teori pendidikan mengecam dampak negatif pekerjaan rumah (PR) terhadap mental dan kesehatan anak-anak. Sehingga di negara California, tugas sekolah ini dilarang untuk siswa di bawah 15 tahun. Pendapat ini akhirnya goyang di tahun 1950-an, karena dianggap bisa menurunkan kemajuan teknologi dan pendidikan di Uni Soviet. Namun saat ini, kebijakan adanya PR tersebut kembali dipertanyakan.

2. Argumen yang mendukung dan menentang bukti
Beberapa paragraf berikutnya berisi argumen atau kalimat yang mendukung atau melawan topik. Umumnya argumen ini meliputi kalimat pro dan kontra, yang didasarkan pada survei atau wawancara, penelitian, dan dari berbagai sumber buku atau internet. Berbagai opini maupun bukti ini harus mencakup semua sudut pandang. Sementara itu, jumlah argumennya bergantung keinginan penulis. Sedangkan tata cara penulisannya bisa disusun dengan berbagai cara.

Contoh:
Pihak yang mendukung adanya tugas sekolah yang dikerjakan di rumah mengatakan jika kebijakan tersebut mampu meningkatkan prestasi anak. Terutama karena anak-anak akan belajar mandiri di rumah dan dapat memenuhi tanggung jawab mereka. Selain itu, dengan memberikan pekerjaan rumah maka para orang tua berkesempatan untuk memantau pendidikan anaknya. Sehingga mereka paham apa yang kurang atau dibutuhkan dalam bidang akademis anak-anak mereka.

Sementara itu pihak yang tidak setuju mengatakan jika memberikan pekerjaan rumah hanya meningkatkan stres pada anak. Bahkan tugas yang terlalu banyak akan mengurangi jam tidur atau waktu luang mereka di rumah. Akibatnya, banyak anak melakukan tindakan kecurangan seperti mencontek atau meminta pihak lain untuk mengerjakan PR tersebut. Selain itu, beberapa pihak mengatakan jika PR hanya memperluas kesenjangan sosial untuk anak-anak.

3. Kesimpulan atau rekomendasi
Untuk mengakhiri teks diskusi ini maka penulis akan menghadirkan sudut pandang pribadi mereka atau komentar yang disertai kesimpulan. Kesimpulan atau rekomendasi ini seringkali meringkas kedua sudut pandang secara bijak jika keduanya seimbang. Namun ada juga yang merekomendasikan salah satu argumen di atas argumen lain jika bukti yang ditunjukkan lebih berat. Namun apapun kesimpulannya harus didasarkan argumen yang telah disebutkan sebelumnya.

Contoh:
Mengingat manfaat dan kerugian PR untuk siswa begitu penting, maka harus ada kebijakan yang tepat di masing-masing sekolah. Jika kebijakan sekolah tersebut dihapus, maka harus ada kegiatan lain yang bisa menunjang pendidikan anak di luar sekolah. Sementara jika pemerintah tetap mempertahankan kebijakan tersebut, maka harus ada peraturan tertulis yang tidak akan memberatkan siswa. Seperti mengubah metode atau mengurangi jumlah soal.

Kaidah Teks Diskusi

1. Menggunakan Konjungsi Perlawanan
Dalam teks diskusi umumnya terdapat argumen pro dan kontra, yang digambarkan secara tertulis menggunakan kalimat atau daftar pernyataan. Sementara untuk menggabungkan setiap kalimat yang bertentangan tersebut, maka digunakan kata penghubung: namun, tetapi, sebaliknya, atau sedangkan. Dengan demikian setiap paragraf dari latar belakang, argumen pro dan kontra, serta kesimpulan bisa mengalir dan enak dibaca.

2. Menggunakan Kohesi Gramatikal dan Leksikal
Kohesi gramatikal merupakan teknik memadukan kalimat dengan aturan gramatikal atau menggunakan elemen tertentu. Sedangkan kohesi leksikal merupakan teknik memadukan kalimat dengan pemilihan kata yang tepat. Kedua jenis teknik ini dibutuhkan untuk menarik pembaca agar masuk ke dalam topik. Karena teks diskusi harus bersifat persuasif atau memengaruhi pembaca untuk condong pada berbagai kemungkinan atau sudut pandang.

3. Menggunakan Modalitas

Modalitas sering digunakan untuk memberikan makna seperti: umumnya, harusnya, kenyataannya, kemungkinan, dan sebagainya. Penggunaan kalimat atau kata ini sering digunakan untuk membuktikan argumen yang telah tersaji, yang umumnya berasal dari opini publik, wawancara, atau fakta penelitian dan kebiasaan. Dengan modalitas maka kalimat yang tersaji akan terasa lebih persuasif atau meyakinkan.

Jenis Teks Diskusi

Anda bisa menemukan berbagai jenis teks diskusi di dalam artikel surat kabar, surat untuk editor yang berisi respon berbagai masalah, percakapan di radio dengan berbagai perspektif dan komentar, serta wawancara seorang pembicara dengan menanyakan berbagai sudut pandang yang berbeda. Selain itu, Anda juga bisa menemukan banyak teks diskusi dalam kegiatan seminar, lokakarya, sarasehan, diskusi panel, muktamar, kongres, simposium, dan sebagainya.

Sementara itu, dalam teks tertulis biasanya dibutuhkan informasi latar belakang. Para penulis atau siswa bisa mengambil sumber dari masalah yang ada di sekitar masyarakat. Setelah itu, mereka harus memahami materi dengan jelas dan mengembangkan tulisannya dengan ide-ide yang abstrak. Para siswa bisa menanyakan masalah tentang kegiatan belajar, sarana dan prasarana sekolah, tentang masyarakat dan lingkungan, atau tentang sains dan teknologi.

Selain itu, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan mereka dengan diskusi secara lisan. Dengan begitu, para siswa bisa membenarkan atau menentang suatu pendapat secara faktual. Bisa dengan pengalaman pribadi, wawancara, hasil survei, atau penelitian. Untuk itu, siswa harus mencari dukungan dan belajar memancing audiens untuk terjun dalam topik dengan menggunakan bahasa, ekspresi, dan nada yang tepat.

Seseorang yang tertarik pada pengetahuan terbaru, "hari ini harus belajar pengetahuan baru lebih banyak dari hari-hari kemarin"