Rujukanedukasi.com – Keseharian Anda pasti tidak luput dari transaksi. Baik transaksi online maupun offline. Transaksi online memang sangat mendominasi. Alasannya sangat beragam, mulai dari praktis hingga efisiensi tenaga dan waktu. Hanya dengan sentuhan jari di telepon genggam, Anda bisa melakukan transaksi tanpa batas. Sebagai konsumen atau penjual yang cerdas, tentu Anda harus paham definisi, jenis hingga bukti transaksi.
Pengertian Transaksi
Transaksi adalah kegiatan yang mengakibatkan perubahan terhadap posisi kepemilikan uang. Kegiatan tersebut mencakup jual beli, membayar gaji atau pembayaran biaya lainnya. Transaksi biasa dilakukan di suatu perusahaan. Namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi di mana pun dan kapan pun. Selain itu administrasi dilakukan guna membuat cacatan dalam proses transaksi.
Bukan hanya uang yang dilibatkan dalam transaksi, bisnis juga bisa termasuk di dalam proses tersebut. Transaksi bisnis dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan suatu bisnis. Kegiatan ini dapat mengidentifikasi aktif tidaknya sebuah perusahaan. Transaksi juga dapat mempengaruhi aktivitas suatu perusahaan berupa baik dan buruknya.
Pentingnya Bukti Transaksi
Bukti transaksi sangatlah penting. Bisa jadi kemungkinan terburuk akan Anda jumpai setelah sekian lama jauh dari transaksi yang dulu pernah Anda lakukan. Sebagai bentuk perlindungan diri, Anda bisa memanfaatkan bukti. Selembaran kertas ini berperan sebagai bukti konkrit dan tidak bisa diganggu gugat. Anda juga harus teliti memeriksa keaslian bukti tersebut.
Namun sering kali bukti trasaksi disepelekan. Kebanyakan orang langsung membuang bukti transaksi. Padahal bukti transaksi ini harusrapi menyimpannya untuk berjaga-jaga. Perlu diketahui bahwa bukti transaksi harus sesuai dengan jenis transaksi. Agar tidak salah mengartikannya, Anda harus bisa membedakannya. Berikut macam-macam bukti transaksi yang harus Anda ketahui.
1. Bukti Transaksi Internal
Bukti transaksi internal biasanya digunakan hanya pada satu ruang lingkup atau perusahaan. Bukti tersebut dikeluarkan oleh perusahaan untuk transaksi yang hanya dilakukan di dalam perusahaan tersebut. Biasanya berbentuk memo yang dibuat oleh pimpinan atau petinggi lainnya. Misalnya, kenaikan gaji atau penurunan angka pengeluaran perusahaan.
2. Bukti Transaksi Eksternal
Bukti ini dikeluarkan berdasarkan transaksi yang terjadi antar suatu perusahaan dengan luar pihak. Atau sederhananya antara pihak penjual dan pembeli. Bukti transaksi tersebut mencakup kwitansi, nota debit, nota kredit, faktur atau invoice, cek, rekening koran dan bilyet giro. Bukti inilah yang penting untuk Anda simpan dan berjaga-jaga menghindari kemungkinan buruk.
Jenis-jenis Transaksi
Sama seperti bukti transaksi, jenis transaksi juga ada dua macam. Anda sebagai pelaku transaksi yang cerdas harus mengetahui ragam jenis transaksi agar prosesnya jelas dan terhindar dari berbagai penipuan. Mengetahui jenis transaksi akan memudahkan Anda menyesuaikan bukti transaksi yang harus ada ketika transaksi selesai. Tidak perlu bingung mengingat karena hanya ada 2 jenis transaksi.
1. Transaksi Internal
Suatu perusahaan pasti akan menjalani proses transaksi. Segala jenis transaksi yang terjadi hanya di ruang lingkup internal disebut transaksi internal. Biasanya transaksi terjadi dari divisi ke divisi lain, misalnya para petinggi atau bahkan pekerja kantor di dalam satu perusahaan. Bisa dikatakan hanya melibatkan orang-orang yang terdapat pada perusahaan yang sama.
2. Transaksi Eksternal
Berbeda dengan transaksi internal, transaksi eksternal melibatkan pihak lain di luar perusahaan. Umumnya berbentuk jual beli barang. Bisa juga transaksi berupa kesepakatan hutang dan sejenisnya. Transaksi ini juga lekat dengan keseharian. Segala bentuk kegiatan yang melibatkan proses pembelian suatu barang dan mengakibatkan pemindahan hak kepemilikan.