Pengertian Unsur Ekstrinsik dan Contohnya pada Karya Sastra

Posted on

Pendahuluan

Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki nilai estetika tinggi. Dalam karya sastra, terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan makna dan interpretasi cerita. Terdapat dua jenis unsur dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas pengertian unsur ekstrinsik dan memberikan beberapa contoh pada karya sastra.

Pengertian Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam karya sastra adalah unsur-unsur yang berasal dari luar teks itu sendiri. Unsur-unsur ini dapat mempengaruhi pemahaman dan penilaian pembaca terhadap cerita yang disajikan dalam karya sastra. Unsur ekstrinsik ini meliputi latar belakang penulis, konteks sejarah, dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kehidupan di luar karya sastra tersebut.

Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis sangat berpengaruh dalam karya sastra. Pengalaman pribadi, pendidikan, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh penulis dapat tercermin dalam cerita yang ditulisnya. Seorang penulis yang berasal dari latar belakang sosial yang sulit cenderung mengeksplorasi tema-tema tentang kemiskinan atau ketidakadilan sosial dalam karyanya. Begitu pula seorang penulis yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang sastra mungkin akan menggunakan bahasa dan gaya penulisan yang lebih kaya dan kompleks dalam karyanya.

Konteks Sejarah

Konteks sejarah juga dapat mempengaruhi isi dan makna dalam karya sastra. Saat menulis, penulis tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh zaman dan keadaan sekitarnya. Karya sastra yang ditulis pada masa perang akan mencerminkan pengalaman dan perasaan penulis terhadap perang tersebut. Sebagai contoh, puisi yang ditulis pada masa perang dunia kedua akan berbeda dengan puisi yang ditulis dalam kondisi damai. Hal ini karena perang akan mempengaruhi pandangan hidup dan emosi penulis, yang akan tercermin dalam gaya penulisan dan tema yang diangkat.

Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi juga merupakan unsur ekstrinsik yang dapat ditemukan dalam karya sastra. Setiap masyarakat memiliki budaya dan tradisi yang unik, dan hal ini tercermin dalam karya sastra mereka. Misalnya, dalam cerita rakyat Indonesia, terdapat nilai-nilai dan tradisi lokal yang tercermin dalam cerita tersebut. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap budaya dan tradisi masyarakat setempat. Penulis sering kali menggunakan cerita rakyat atau mitos yang terkait dengan budaya mereka sebagai inspirasi untuk karya sastra mereka. Dengan demikian, unsur budaya dan tradisi menjadi penting dalam memahami dan mengapresiasi karya sastra.

Kondisi Sosial Politik

Kondisi sosial politik suatu negara atau masyarakat juga dapat mempengaruhi karya sastra. Karya sastra sering kali menjadi wadah bagi penulis untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat mereka terhadap situasi sosial politik yang ada. Misalnya, pada masa rezim otoriter, karya sastra cenderung mencerminkan perlawanan terhadap kekuasaan atau mengeksplorasi tema-tema tentang kebebasan dan penindasan. Saat ini, dengan adanya teknologi dan media sosial, penulis dapat dengan mudah menyebarkan karya-karya mereka yang berbicara tentang isu-isu sosial politik yang sedang terjadi. Hal ini memungkinkan penulis untuk menyampaikan pesan mereka kepada khalayak yang lebih luas dan mempengaruhi pemikiran dan sikap mereka terhadap isu-isu tersebut.

Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi karya sastra. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet dan media sosial, telah mengubah cara penulis menyebarkan karya-karya mereka. Penulis tidak lagi tergantung pada penerbit tradisional untuk menerbitkan karya mereka. Dengan adanya internet, penulis dapat menggunakan blog pribadi atau platform self-publishing untuk mempublikasikan karya-karya mereka secara mandiri. Hal ini memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengekspresikan ide-ide mereka tanpa adanya batasan dari penerbit atau editor. Selain itu, perkembangan teknologi juga memungkinkan penulis untuk melakukan riset yang lebih mendalam dan akurat, sehingga karya sastra yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang lebih tinggi.

Contoh Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

Berikut ini beberapa contoh unsur ekstrinsik yang dapat ditemukan dalam karya sastra:

Latar Belakang Penulis

Sebagai contoh, dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, latar belakang penulis yang berasal dari Pulau Belitung membawa pengaruh yang kuat dalam cerita yang ditulisnya. Andrea Hirata menggambarkan kehidupan masyarakat Pulau Belitung dengan sangat detail dan memperlihatkan perjuangan para tokoh utama dalam menghadapi tantangan kehidupan di daerah tersebut.

Konteks Sejarah

Dalam novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, konteks sejarah penjajahan Belanda di Indonesia menjadi latar belakang yang penting. Pramoedya menggambarkan kehidupan masyarakat pribumi pada masa itu, perjuangan melawan penjajah, serta konflik-konflik sosial yang terjadi saat itu. Cerita ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi sosial dan politik pada masa penjajahan.

Budaya dan Tradisi

Dalam cerita rakyat “Bawang Merah Bawang Putih”, unsur budaya dan tradisi Indonesia sangat kental terasa. Cerita ini menggambarkan konflik antara dua saudara tiri yang berbeda karakter, serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan kesetiaan yang penting dalam budaya Indonesia. Cerita ini juga mencerminkan kearifan lokal dalam mengatasi konflik antara saudara.

Kondisi Sosial Politik

Dalam novel “Pulang” karya Leila S. Chudori, kondisi sosial politik Indonesia pada masa Orde Baru menjadi latar belakang yang dominan. Cerita ini menggambarkan perjuangan tokoh-tokoh utama dalam menghadapi penindasan dan kebebasan berekspresi pada masa itu. Melalui cerita ini, penulis ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya kebebasan berpendapat dan keadilan dalam masyarakat.

Perkembangan Teknologi

Dalam puisi-puisi modern, penulis sering kali menggunakan teknologi dan media sosial sebagai inspirasi atau medium untuk mengekspresikan ide-ide mereka. Misalnya, puisi yang ditulis dengan menggunakan bahasa gaul atau kata-kata yang sering digunakan di media sosial seperti Twitter atau Instagram. Puisi ini mencerminkan perkembangan teknologi dan gaya hidup modern yang ditangkap oleh penulis dalam karya sastranya.

Kesimpulan

Unsur ekstrinsik dalam karya sastra merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar teks itu sendiri dan dapat mempengaruhi pemahaman dan penilaian pembaca terhadap cerita yang disajikan. Latar belakang penulis, konteks sejarah, budaya dan tradisi, kondisi sosial politik, serta perkembangan teknologi adalah beberapa contoh unsur ekstrinsik yang dapat ditemukan dalam karya sastra. Memahami unsur ekstrinsikini dapat membantu pembaca untuk menggali makna lebih dalam dalam sebuah karya sastra. Latar belakang penulis, seperti pengalaman pribadi dan pendidikan, dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif dan sudut pandang yang digunakan oleh penulis dalam karyanya. Misalnya, jika seorang penulis memiliki latar belakang sebagai seorang guru, karya sastra mereka mungkin akan mencerminkan pengalaman dan wawasan mereka dalam dunia pendidikan.

Konteks sejarah juga memainkan peran penting dalam memahami karya sastra. Saat menulis, penulis tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh zaman dan keadaan sekitarnya. Sejarah politik, sosial, dan budaya suatu periode tertentu dapat mempengaruhi tema, plot, dan karakter dalam karya sastra. Sebagai contoh, karya sastra yang ditulis pada masa perang dunia kedua akan mencerminkan penderitaan dan kecemasan yang dialami oleh masyarakat pada saat itu.

Budaya dan tradisi juga menjadi unsur ekstrinsik yang penting dalam karya sastra. Setiap masyarakat memiliki budaya dan tradisi yang unik, dan hal ini tercermin dalam karya sastra mereka. Cerita-cerita rakyat, dongeng, atau mitos yang ditulis oleh penulis dari suatu budaya tertentu dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi dalam budaya tersebut. Misalnya, dalam cerita rakyat Jepang, terdapat nilai-nilai seperti kesederhanaan, kesetiaan, dan kehormatan yang sering kali menjadi tema sentral dalam karya sastra.

Kondisi sosial politik suatu negara atau masyarakat juga dapat mempengaruhi karya sastra. Penulis sering kali menggunakan karya sastra sebagai media untuk mengungkapkan pendapat atau kritik terhadap situasi sosial politik yang ada. Misalnya, dalam novel “1984” karya George Orwell, penulis menggambarkan dunia dystopia yang diperintah oleh pemerintahan otoriter dan mengkritik kekuasaan yang korup. Kondisi sosial politik pada saat penulisan karya tersebut menjadi latar belakang yang kuat dalam mengembangkan cerita dan karakter.

Perkembangan teknologi juga memberikan pengaruh yang signifikan pada karya sastra. Dalam era digital saat ini, penulis dapat menggunakan berbagai platform online untuk mempublikasikan karya-karya mereka secara mandiri. Blog, situs web, atau media sosial memungkinkan penulis untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan mendapatkan umpan balik langsung dari pembaca. Selain itu, perkembangan teknologi juga mempengaruhi cara penulis melakukan riset dan pengumpulan informasi. Penulis dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber informasi dan merujuk pada referensi yang akurat untuk menguatkan argumen atau memperkaya konten karya sastra mereka.

Dalam kesimpulannya, unsur ekstrinsik dalam karya sastra memiliki peran yang penting dalam membentuk dan mempengaruhi makna serta interpretasi cerita. Latar belakang penulis, konteks sejarah, budaya dan tradisi, kondisi sosial politik, serta perkembangan teknologi adalah beberapa contoh unsur ekstrinsik yang dapat ditemukan dalam karya sastra. Memahami unsur-unsur ini dapat membantu pembaca untuk menghargai dan menginterpretasikan karya sastra dengan lebih baik, serta memberikan wawasan yang lebih dalam tentang konteks dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.