Sejarah pramuka baik di dunia maupun Indonesia tak lepas dari sosok Bapak Pandu Sedunia yang juga merupakan pendiri gerakan Pramuka, Baden Powell. Mengapa Baden Powell dapat disebut sebagai pendiri pramuka? dan bagaimana asal pramuka tersebut berdiri dan dapat berkembang di seluruh dunia?
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan sebuah kegiatan pendidikan non-formal untuk pengembangan skil dan pembentukan karakter seseorang. Sejarah mengenai perkembangan pramuka di dunia dimulai sejak awal abad 20, sementara di Indonesia baru mulai diresmikan pada 1961.
Asal Usul Baden Powell
Baden Powell atau sosok yang memiliki nama lengkap Lord Robert Baden Powell Gilwell pertama kali mengadakan perkemahan pertama bersama dengan 22 anak laki-laki pada 25 Juli 1907 di Pulai Brownsea, Inggris. Perkemahan pertama Baden Powell ini berlangsung selama 8 hari dan ini menjadi tonggak sejarah yang sangat penting dari lahirnya Pramuka di dunia.
Sosok Baden Powell memiliki ciri khas militer yang sangat kuat melekat dalam dirinya, ia merupakan sosok yang tegas, disiplin dan sangat terampil. Sifat-sifat yang memang ditonjolkan dan menjadi ciri khas dari gerakan Pramuka. Baden Powell merupakan aktor dai lahirnya pramuka di seluruh dunia, termasuk di Indoensia.
Meski demikian, siapakah Baden Powell itu? Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Pramuka ini lahir di London, Inggris pada 22 Februari 1857. Saat lahir, ia diberi nama Robert Stephenson Smyth Powell, sang ayah bernama Domine Baden Powell merupakan seorang profesor geometri di Universitas Oxford.
Sayangnya, ayah bapak pandu sedunia itu meninggal ketika Baden Powell masih kecil. Meski demikian, ia tetap mendapatkan pendidikan karakter dan berbagai macam keterampilan yang ia dapatkan dari sang ibu dan saudara-saudaranya.
Peran sosok ibu bagi Baden Powell sangat penting, terutama dalam masa perkembangannya. Hal itu diakui sendiri oleh sosok bapak pandu pramuka itu. Ia pernah mengungkapkan kekagumannya untuk sang ibu dengan mengatakan “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya,”.
Masa kecilnya, Baden Powell kecil merupakan anak yang cerdas, gembira dan lucu. Sifat-sifat Baden Powell kecil inilah yang juga dikenal terampil dalam memainkan alat musim piano dan biola, serta olahraga seperti berenang dan berlayar.
Baden Powell kecil juga sangat jago dalam teater, berkemah, menggambar hingga mengarang. Ketika ia dewasa, ia memutuskan masuk ke dunia militer, Powell kemudian masuk menjadi bagian dari akademi militer Inggris. Beragam pengalaman pun ia dapatkan dan ia tulis di sebuah buku berjudul Aids to Scoutting pada 1899.
Buku Aids to Scoutting berisi mengenai panduan dan penjelasan bagi tentara muda Negeri Ratu Elizabeth dalam melaksanakan tugas di lapangan. Tak terduga dan disangka, buku yang ia terbitkan itu laris terjual di Inggris dan bahknan buku tersebut juga banyak dibaca oleh para guru dan organisasi kepemudaan.
Karena hal itu pula seorang pendiri organisasi pemuda di Inggris, William Alexander Smith meminta Baden Powell untuk menulis ulang buku tersebut. Dan hal itu, disetujui oleh pendiri Pramuka tersebut. Buku tersebut ditulis ulang namun dengan berbagai revisi agar cocok dibaca remaja-remaja yang bukan berasal dari ketantataran.
Namun, dalam menguji semua ide Powell yang dituangkan dalam buku barunya itu, ia kemudian membuat acara perkemahan di Brownsea Island, Inggris bersama dengan 22 remaja laki-laki yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Perkemahan itu berlangsung selama 8 hari, dimulai pada 25 Juli hingga 2 Agustus 1907.
Sejak hari itulah, Baden Powell semakin serius untuk mengembangkan gerakan kepanduan, puncaknya adalah ketika ia memutuskan keluar dan mengakhiri masa baktinya di dunia militer Inggris, pangkat terakhir yang ia miliki adalah Letnan Jendral. Keputusan tersebut diambil semata-mata hanya ingin fokus pada dunia Pramuka.
Hal ini merupakan totalitas yang sangat luar biasa dan hanya dipersembahkan oleh seorang Baden Powell untuk dunia Pramuka demi kemajuan dan perkembangan dunia Pramuka. Pada 1939, ia bersama istrinya memutuskan untuk pindah ke Kenya, tepatnya dikawasan Nyeri.
Namun, pada saat itu kondisi kesehatan dan kebugaran Baden powell mulai menurun, ia pun mulai sering sakit-sakitan. Hingga pada 8 Januari 1941, pendiri Pramuka tersebut menghembuskan nafas terakhirnya, Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Petr, Nyeri, Kenya.
Sejarah Pramuka di Dunia
Buku Scouting for Boys yang ditulis pada 1908 oleh Baden Powell berisi mengenai pengalamannya dianggap sebagai cikal bakal dari lahirnya gerakan Pramuka. Buku ini kabarnya sengaja dibuat dibuat oleh powell sebagai panduan dalam acara perkemahan yang sebelumnya telah dirintisnya tersebut. Organisasasi-organisasi pramuka pun makin bermunculan.
Seiring dengan larisnya buku yang dijual tersebut, tidak hanya di Inggris bahkan hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Pramuka pun bermunculan, meski tujuan awalnya hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki saja dengan nama Boys Scout. Meski demikian, pada 1912 muncul organisasi pramuka untuk perempuan bernama Girl Guides.
Semenjak buku Scoutting for Boys diterbitkan, pramuka semakin terkenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Pada 1910, beberapa negara berikut seperti Finlandia, Denmark, Argentina, Perancis, Jerman, Yunani, Meksiko, India, Belanda, Russia, Norwegia, Singapura, Amerika Serikat dan Swedia juga tercatat memiliki organisasi pramuka.
Organisasi kepanduan yang dirintis oleh Baden Powell ini semakin berkembang pada 1916, pada tahun yang sama berdirilah organisasi untuk usia siaga yang bernama CUB (anak serigala), sebuah kelompok yang juga dilengkapi dengan buku panduan kegiatan, Buku tersebut mengadopsi karya Rudyard Kipling berjudul The Jungle Book.
Pada 1918, Baden Powell terus bergerak dan mendirikan Rover Scout, sebuah kelompok yang hanya diperuntukkan bagi remaja berusia 17 tahun. Menyusul hal itu pada 1922, ia kemudian menerbitkan sebuah buku baru berjudul Rovering to Succes, buku ini menceritakan tentang seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju pantai bahagia.
Jambore pertama pramuka untuk pertama kalinya diadakan pada 30 Juli hngga 8 Agustus 1920 di Olympia Hall, London dengan diikuti sebanyak 8000 anggota pramuka terdiri dari 34 negara yang turut serta dalam acara Jambore tersebut. Pada kesempatan dan acara ini pula Baden Powell dinobatkan sebagai Bapak Pandu Sedunia atau Chief Scout of The World.
Pada tahun yang sama dibentuk pula Dewan Internasional organisasi Pramuka yang memiliki anggota sebanyak 9 orang. Kota London pun dinobatkan sebagai kantor kesekretariatan Pramuka sedunia. Meskipun, pada akhirnya di tahun 1958 kantor ini dipindah ke Ottawa, Kanada dan berpindah lagi pada 1968 di Geneva, Swiss.
- Jambore I Dunia 1920: Olympia, Kensington, London, Inggris
- Jambore II Dunia 1924: Ermelunden, Denmark
- Jambore III Dunia 1929: Birkenhead, Inggris
- Jambore IV Dunia 1933: Godollo, Hungaria
- Jambore V Dunia 1937: Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda
- Jambore VI Dunia 1947: Moisson, Prancis
- Jambore VII Dunia 1951: Bad Ischl, Austria
- Jambore VIII Dunia 1955: Niagara-on-the-Lake, Kanada
- Jambore IX Dunia 1957: Sutton Park, Inggris
- Jambore X Dunia 1959: Los Banos, Laguna, Filipina
- Jambore XI Dunia 1963: Marathon, Greece
- Jambore XII Dunia 1967: Farragut State Park, Amerika Serikat
- Jambore XIII Dunia 1971: Fujinomiya, Jepang
- Jambore XIV Dunia 1975: Lillehammer, Norwegia
- Jambore XV Dunia 1979: Neyshabur, Iran (dibatalkan)
- Jambore XV Dunia 1983: Calgary, Kanada
- Jambore XVI Dunia 1987-1988: Sydney, Australia
- Jambore XVII Dunia 1991: Gunung Seorak, Korea Selatan
- Jambore XVIII Dunia 1995: Flevoland, Belanda
- Jambore XIX Dunia 1998-1999: Picarquín, Chili
- Jambore XX Dunia 2002-2003: Sattahip, Thailand
- Jambore XXI Dunia 2007: Hylands Park, Inggris
- Jambore XXII Dunia 2011: Rinkaby, Swedia
- Jambore XXIII Dunia 2015: Kirarahama, Jepang
Sejarah Pramuka di Indonesia masa Belanda
Organisasi yang didirikan Baden Powell ini sampai ke Indonesia saat negara ini dijajah oleh Belanda, lebih tepatnya dibawa oleh sang penjajah. Pertama kali Belanda mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang diberi nama NIVP (Nederland Indische Padvinders Verreniging) atau disebut dengan Persatuan Pand-pandu Hindia Belanda.
Diberi istilah Padvinders karena mereka mengambil rujukan istilah untuk organisasi pramuka yang ada di negeri Belanda. Menyusul pendirian organisasi tersebut, hal ini menarik perhatian dari para pemimpin gerakan kemerdekaan pada saat itu. Menurut mereka, pendidikan dan pelatihan yang dikenal dalam gerakan kepanduan dapat digunakan untuk membentuk karakter manusia di Indonesia.
Dari situlah mulai muncul organisasi-organisasi serupa, para tokoh pergerakan tersebut juga mengaku sepakat untuk menggunakan hal itu guna membentuk karakter pemuda di Indonesia. Tokoh pemrakarsa organisasi-organisasi ini diantaranya seperti, SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hizbul Wathon), JPO ( Jaavaanse Padvindess Organizatite), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery) dan JJP (Jong Java Padvindery).
Akan tetapi, istilah penggunaan Padvindery yang digunakan oleh para toko diatas ditentang dan mendapat larangan dari Belanda. Meski demikian, K.H Agus Salim, memiliki akal untuk merubah istilah tersebut menjadi dengan Pandu atau Kepanduan.
Menyusul peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran masyarakat Indonesia semakin meningkat, beberapa organisasi kepanduan bergabung dengan organisasi yang lebih besar. Pada 1930, organisasi PPS (Pandu Pemuda Sumatera), PK (Pandu Kesultanan), dan IPO menjadi satu dengan nama KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).
Sejarah Pramuka di Indonesia Masa Penjajahan Jepang
Tak disangka gerakan pramuka dapat terus bertahan hingga pada masa penjajahan Jepang. Meski terdapat hambatan yang menjadi batu sandungan berjalannya organisasi ini. Pada perang dunia ke-2, Jepang melakukan penyerangan terhadap Belanda, hal itu mengakibatkan banyak tokoh kepanduan Indonesia ditarik masuk Keibondan, PETA, Seinendan, organisasi yang dibentuk oleh Jepang.
Akan tetapi, organisasi tersebut dibentuk dan digunakan sebagai tentara oleh Jepang. Penjajah ini bahkan melarang Indonesi mendirikan organisasi yang berisikan orang pribumi, termasuk gerakan kepanduan. Hal ini dianggap sangat berbahaya bagi Jepang, karena dapat meningkatkan semangat dan kesatuan rakyat jajahan.
Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan semangat para tokoh kepanduan Indonesia, mereka bahkan menyelenggarakan PERKINO II. Hal ini banyak membuat gerakan pandu yang turut terjun dan saling membantu dalam meraih kemerdekaan Indonesia dengan cara mengusir Jepang.
Sejarah Pramuka di Indonesia Zaman Kemerdekaan
Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, terbentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945 di Solo. Organisasi yang lahir in ditetapkan menjadi satu-satunya wadah bagi kepanduan tempat anggota kepanduan di Indonesia berkumpul. Bahkan, keputusan ini ditetapkan melalui Putusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.
Meski demikian, seiring berjalannya waktu, pada 1950 munculah organisasi-organisasi kepanduan yang pernah berdiri pada Perang Dunia ke-2. Hal ini membuat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan Keputusan Nomor 23441/Kab, tanggal 6 September 1951 yang memungkinkan kembali berdirinya organisasi kepanduan lain selain Pandu Rakyat Indonesia.
Pada 1961, terdapat sekitar 100 organisasi kepanduan yang telah ada di Indonesia. Organisasi ini bahkan tergabung dalam 3 federasi, yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO) dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI), meski kemudian ketiganya bergabung menjadi satu dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Namun, organisasi PERKINDO masih dianggap lemah karena adanya kepentingan golongan, kelemahan ini juga disadari oleh pihak komunis yang ingin menjadikan gerakan ini sebagai organisasi Pioenr Muda seperti yang ada di negara Komunis. Kentalnya semangat Pancasila dalam Perkindo membuat seluruh anggota menentang keras keinginan komunis.
Dalam mencegah kepentingan komunis tersebut, dikeluarkan Keppres No. 238 tahun 1961 mengenai Gerakan Pramuka yang telah ditandatangani oleh Ir Juanda menggantikan Ir Soekarno yang pada saat itu tengah menjalankan agenda kunjungan ke Jepang.
Melalui Keppres yang dikeluarkan tersebut, pemerintah telah menetapkan gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang mendapat izin untuk melaksanakan pendidikan kepanduan atau kepramukaan, sehingga organisasi lain yang memiliki sifat yang sama dengan pramuka dilarang.
Perkembangan Pramuka di Indonesia
Pramuka berkembang pesat di Indonesia karena sangat ditunjang dengan kententuan dalam Anggaran Dasar gerakan Pramuka yang mengatur mengenai metode dalam pendidikan kepanduan atau kepramukaan. Ketentuan ini membawa dampak yang sangat banyak bagi perubahan gerakan pramuka.
Diantaranya menjadikan pramuka lebih kuat secara organisasi dan cepat berkembang dari kota ke desa, selain itu terdapat pula pengaturan yang jelas tentang sistem Majelis Pembimbing mengenai kedisiplinan yang dilaksanakan dalam setiap tingkatan, baik ditingkat nasional maupun tingkat Gugus Depan.
Pada 14 Agustus 1961, Pramuka secara resmi diperkenalkan ke seluruh masyarakat Indonesia. Di Jakarta, diadakan acara apel besar yang diikuti oleh 10.000 anggota gerakan pramuka, mereka melakukan pawai pembangunan dan degile di depan Presiden dan berkeliling di Ibu Kota Jakarta. Acara dalam peristiwa ini pula ditetapkannya Hari Pramuka setiap tanggal 14 Agustus.
Hingga saat ini jambore nasional pramuka secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya, Jambore Nasional atau JAMNAS merupakan istrilah yang disematkan pada setiap pertemuan Pramuka Penggalang seluruh Indonesia. Jambore Nasional diadakan setiap 5 tahun sekali, pesertanya pun terdiri dari berbagai daerah.
Mulai dari seluruh kabupaten di Indonesia hingga seluruh kota di Tanah Air. Untuk Indonesia, Jambore Nasional Pramuka telah diadakan sebanyak 10 kali, berikut beberapa daftar Jamnas yang telah digelar di Indonesia.
- JamNas ke-1, Tahun 1973, Situ Baru, Jakarta
- JamNas ke-2 Tahun 1977, Sibolangit, Sumatera Utara
- JamNas ke-3 Tahun 1981, Cibubur, Jakarta
- JamNas ke-4 Tahun 1986, Cibubur, Jakarta
- JamNaske-5 Tahun 1991, Cibubur, Jakarta
- JamNas ke-6 Tahun 1996, Cibubur, Jakarta
- JamNas ke-7 Tahun 2001, Baturaden Jawa Tengah
- JamNas ke-8 Tahun 2006, Jatinangor, Jawa Bara
- JamNas ke-9 Tahun 2011, Danau teluk gelam Kab. Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
- JamNas ke-10 Tahun 2016, Cibubur, Jakarta.